Sabtu, 15 Oktober 2016

tEMPAT WISATA CANDI BOROBUDUR TERKENAL DI DUNIA

Candi Borobudur adalah sebuah candi Budha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Bangunan ini berdiri jauh sebelum Angkor Wat berdiri di kamboja. Candi Borobudur disebut sebagai salah satu monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia oleh UNESCO.
Relief – relief tersebut menggambarkan bahwa nenek moyang orang Indonesia adalah pelaut. Hal tersebut terlihat dari 10 relief kapal yang terpahat pada Candi Borobudur. Dari relief ini dapat diketahui bahwa pada masa itu, oang Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh. Candi Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14. Hal ini terjadi karen melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Budha di tEMPAT WISATA  TERKENAL DI DUNIApulau Jawa.
Saat ini pun Candi Borobudur sudah terkenal dI Indonesia dan dunia. Selain itu tempat ini juga sudah menjadi objek/tempat wisata yang paling digemari oleh para wisatawan di Indonesia maupun internasional. Karena bangunannya yang megah dan pemandangannya dari puncak candi yang terlihat sangat indah. Biaya masuknya pun tidak terlalu mahal, saat penulis mengunjunginya biayanya sekitar 30.000 Rupiah per orang. Sangat murah bukan?

WISATA AIR TERJUN DI JAWA TIMUR PROBOLINGGO

Air Terjun? Apa yang ada dalam pikiran anda setelah mendengar kata tersebut? pasti anda membayangkan betapa indahnya tempat wisata air terjun tersebut
TEMPAT WISATA TERBAIK DI PROBOLINGGO  JAWA TIMUR DAN SEKITARNYA

Air terjun Madakaripura yang berada di Kecamatan Lumbang. Air terjun ini yang masih termasuk di kawasan Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun Madakaripura memiliki bentuk ceruk dengan adanya perbukitan yang mengelilingin di sekitarnnya, di seluruh bidang tebingnya meneteskan senuah  air. Air Terjun Mandakaripura bisa kita tuju dari kota Probolinggo ataupun dari kota Malang.

Air Terjun Umbulan
Madakaripura boleh memang bisa kit bilang adalah AIR TERJUN TERINDAH di Probolinggo jawa timur, bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari air terjun tercantik yang ada di Indonesia. Namun tidak kita sangka ternyata di Probolinggo juga terdapat air terjun yang tidaklah kalah cantiknya dari Madakaripura, bahkan lokasinya juga tidaklah jauh dari Madakaripura. Air terjun tersebut iyalah Air Terjun Umbulan, begitulah warga di sekitar meyebut air terjun itu. Secara letak administratif air terjun Umbulan ini berada di Desa Sukapura, Probolinggo. dan Letak air terjun umbulan ini juga tidak jauh dari Kecamatan Sukapura, hanya berjarak setengah beberapa kilometer saja.

Air Terjun Watu Lawang
Selain ke 2 air terjun di atas yaitu Air Terjun Madakaripura dan Air Terjun Umbulan di Probolinggo jawa timur masih banyak Air terjun yang memiliki pesona indah dan tidak kalah cantik, Air Terjun Watu Lawang / Ngepung itulah sebutan airterjun yang satu ini, bisa dinamakan Air Terjun Watu Lawang karena di kanan - kirinya tebing dan sebelum air terjun terdapat seperti pintu masuk atau lawang yang berarti pintu dalam bahasa jawanya. Lokasi Air Terjun Watu Lawang / Ngepung berada di Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, Kab. Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Air Terjun Triban
Mungkin belum banyak orang tahu dan mungkin juga air terjun ini menjadi salah satu tempat wisata di jawa timur yang belum terjamah atau jarang dikunjungi oleh wisatawan dari luar daerah, Nama air terjun ini iyalah, Air Terjun Triban yang lokasinya juga berdekatan dengan Air Terjun Watu Lawang yang letaknya berada di desa Ngepung. Jika kita berangkat dari Surabaya dan menuju Bromo lewat Madakaripura, desa Ngepung ini tidak akan kita lewati. desa Ngepung hanya dilewati jika kita menaiki kendaraan dari terminal Bayuangga (Probolinggo).

Air Terjun Kedung Amis
air terjun yang tidak kalah menariknya masih ada di kota probolinggo lagi yang lokasinya juga sangat berdekatan dengan air terjun sebelumnya yang pernah kita bahas, Penduduk di sekitar menyebutnya dengan sebutan air terjun Kedung Amis. air terjun Kedung Amis ini yang terletak sebelum Air Terjun Watu Lawang memiliki keindahan alam dan air yang sangat mempesona para pengunjung.

Air Terjun Sumber Pakis
Masih berada satu jalur dengan air terjun watu lawang terdapat air terjun lainnya yang memiliki pesona keindahan air terjun yang begitu alami. air terjun ini dinamakan airterjun sumber pakis.
lokasinya masih sama yaitu berada di Desa Ngepung, Kecamatan. Sukapura, Kab. Probolinggo jawa timur air terjun ini juga yang letaknya berdekatan dengan air terjun triban dan air terjun kedung amis.

Air Terjun Darungan
Air terjun darungan Probolinggo. terletak di desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. ketinggian sekitar 15 meter, di dekat air terjun ini terdapat juga Air Terjun Kalipedati.

Air Terjun Kali Pedati
Air Terjun Kali Pedati yang memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 20 meter. AirTerjun Kali Pedati berada tepat di lereng Argopuro. Air terjun ini jauh lebih besar dari airterjun darungan
tepatnya  Air Terjun pedati Terletak di Desa Kalianan, Kec. Krucil, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. anda bisa menembuh perjalanan dari Ranu Agung Resort dengan kendaraan bermotor berkisar kurang lebih ,1,5 jam, + tracking karst. (jalan kaki) selama 1 jam menyisir sepanjang aliran sungai pedati yang cuku terkenal dengan tebing - tebing vertikal dari batuan.

Itulah Kumpulan Air terjun yang ada di probolinggo jawa timur, untuk menuju kesana anda harus menyiapkan segala sesuatunya, karena track yang di lewati cukuplah sulit, tapi itu semua sebanding dengan keindahan air terjun yang di miliki Kota probolinggo.

SUMBER ARTIKEL DISINI

Senin, 03 Oktober 2016

Live In di Desa Wirogomo, Pager Gedhok-Ambarawa

Petualangan kali ini juga tidak terbayangkan olehku sebelumnya. Tiba-tiba seorang temenku menawarkan pekerjaan untuk menggantikan dia sebagai Assistant Tour Leader (ATL) nya Level 6, yang akan membawa rombongan anak SMA 107-Cakung, kelas XII. Ternyata rutenya adalah Ambarawa-Jogja, geez! Padahal baru beberapa hari yang lalu aku nulis status di FB klo pengen pulang kampung J. Singkat cerita akhirnya aku berangkat pada tanggal 26 Maret 2011. Perjalanan dimulai dengan menjemput adik-adik dulu di sekolah mereka dan segera meluncur ke Ambarawa via Jalur PANTURA (Pantai Utara). Pagi harinya kami beristirahat di Mesjid Agung Semarang, sangking ngantuknya aku sampe ketiduran di trotoar (yang berumput) dan kebangun gara-gara digigitin semut, susah emang jadi orang manis (^_^). Ketika melintasi jalan menuju Ambarawa, aku melihat sebuah pohon yang dipenuhi oleh burung bangau. Keren banget! Ada yang sedang membuat sarang, ada juga yang beterbangan. Ya memang karena kota Semarang sangat dekat dengan laut, tempat dimana burung bangau mencari makan.

Ketika sampai di Ambarawa, aku jadi kangen rumah si Mbahku tapi karena saat itu sedang mengemban tugas :p jadi nggak sempet deh main kesana. Kami melanjutkan perjalanan menuju Banyu Biru. Kami harus menggunakan mobil pick-up karena bis kami tidak dapat masuk ke dalam, maklum jalan yang akan kami tempuh itu ternyata luaaaarr biasa. Jalan berkelok-kelok dengan tanjakan yang curam membuat kami serasa naik roller coaster J. Tapi di kiri kanan jalan pemandangan yang mempesona disajikan untuk kita. Hamparan sawah dan bukit yang mengelilingi kawasan itu serta nampak Rawa Pening dari kejauhan, membuatku kerasan alias betah, hehe. Begitu sampai di desa Wirogomo kami disambut oleh warga sekitar yang sangat ramah J. Mereka mengantarkan kami ke rumah-rumah yang telah dipersiapkan untuk kami tinggali selama 2 hari 1 malam itu.

Setelah beristirahat kami segera memulai aktifitas disana, dimulai dari berkenalan dengan si empunya rumah. Mereka ramah sekali bahkan tersirat kepolosannya. Si bapak bekerja sebagai pembuat minyak cengkeh dan anak lelakinya membantu dia sehari-heri, nah kalau si ibu (istri bapak yang punya rumah) sangat pemalu sekali. Ternyata ini disebabkan karena beliau belum lancar berbahasa Indonesia, hihiihi. Rumah mereka sangat sederhana, namun terkesan hangat J. Mereka memelihara sapi yang super banget gedenya dan beberapa ekor kambing dibelakang rumah, tepatnya dibelakang dapur. Rumah mereka tepat dibelakang mesjid yang berlatar belakang pemandangan Gunung Kelir, dinamakan seperti itu karena gunung ini mempunyai berbagai jenis warna alami, apalagi jika terkena sinar matahari, rame pokoknya. Tapi pada saat itu yang kontras kelihatan adalah warna hijau tua, hijau muda dan coklat yang saling berganti seperti lapisan-lapisan. Dalam bahasa Jawa, Kelir artinya bisa warna atau pensil warna (benda).

Selanjutkan kami ikut bapak mengambil daun-daunan di ladang untuk memberi makan peliharaannya. Sambil mengobrol ringan dengan bapak, aku berandai-andai gimana kalau aku tinggal disana. Pasti butuh berjuang keras, karena disana kontur tanahnya itu berbukit-bukit dan jauh dari keramaian (terletak di kaki gunung), dan banyak aku lihat orang-orang tua (baca : kakek dan nenek) sedang menggendong kayu bakar atau hasil panen mereka, hah! Aku perkirakan lebih dari 5kg itu mah. Oia disana di kepalai oleh seorang lurah yang masih muda, yang bernama Bpk. Suwignyo (sampe ada yang naksir pula :p). Di desa ini masih memegang erat nilai adat istiadat dan kebudayaan mereka. Jadi butuh sopan santun tingkat tinggi nih J.

Aku akan coba memaparkan secara singkat tentang sejarah desa Wirogomo ini. Kata Wirogomo ini berasal dari penggabungan dua kata, yaitu Wiro yang artinya ksartia raksaksa yang berperangai buruk dengan Gomo yang artinya gadis cantik. Dahulu kala ada seorang ksartia (raksasa) yang perangainya sangat buruk, sampai dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Gomo di tempat ini dan menikah, keturunan merekapun juga mewarisi perangai keduanya, ada yang turunan Wiro ada juga yang turunan Gomo. Para pejabat yang terpilih di desa ini tanpa disadari adalah orang-orang yang memiliki hubungan darah. Tapi mereka harus sangat-sangat berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan harus memiliki hari yang bersih. Jika mereka kedapatan berlaku curang hukuman yang “supranatural” siap menghampiri mereka. Contohnya jika mereka korupsi, tangan yang dipakai untuk mengambil uang bisa patah atau bahkan putus. Serem juga sih ya, coba dipemerintahan bisa kaya gitu, hahaha. Desa yang masih dalam kawasan Pager Gedhok ini juga terkenal akan bibit kuda yang berkualitas super. Penduduk sekitar percaya kalau mereka mengambil bibit kuda dari desa ini kuda-kuda mereka akan tumbuh menjadi kuda yang kuat dan tangguh. Katanya dulu pernah tinggal kuda sembrani di desa ini (kuda seperti Pegasus pada mitologi Yunani) yang menggambarkan kuda bersayap yang dapat terbang.